EFUSI PLURA

Gregorius kevin 

2014057 

Akper mappaoudang makassar 

2022/2023




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang efusi pleura  dengan baik.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai suatu penyakit yaitu Efusi plura. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kita sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan

                                                                                   

                                                                       Makassar,29 Desember 2019

 

                                                             

                                                                                 Penyusun



DAFTAR ISI

Sampul...................................................................................................................... i

Kata pengantar........................................................................................................ ii

Daftar isi................................................................................................................... iii

BAB I : Pendahuluan.............................................................................................. 4

A.    Latar Belakang....................................................................................... 4

B.     Rumusan  Masalah................................................................................. 5

BABII :Pembahasan................................................................................................ 6

A.      Pengetian efusi pleura........................................................................... 6

B.       Etiologi................................................................................................. 8

C.       patologi................................................................................................. 12

D.      Tanda dan gejala................................................................................... 13

E.       Diagnosa............................................................................................... 15

F.        pencegahan dan pengobatan................................................................. 19

BAB III:Penutup...................................................................................................... 21

A.    Kesimpulan......................................................................................... 21

B.     Saran................................................................................................... 23

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Menurut WHO (2008), Efusi Pleura merupakan suatu gejala penyakit yang dapat mengancam jiwa penderitanya. Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit akan tetapi merupakan suatu tanda adanya penyakit. Secara normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5–20ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa adanya gesekan antara kedua pleura saat bernafas.Penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan efusi pleura adalah tubercolusis, infeksi paru nontubercolusis, sirosishati, gagal jantung kongesif.Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia,bahkan menjadi problema utama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di negara-negara industri, diperkirakan terdapat 320 kasus Efusi Pleura per 100.000 orang. Amerika serikat melaporkan 1,3juta orang setiap tahunnya menderita Efusi Pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan pneumonia bakteri. Sementara di Negara berkembang seperti Indonesia, diakibatkan

oleh infeksi tubercolusisEfusi pleura seiring terjadi di negara negara yang sedang berkembang yang sedang berkembang salah satunya indonesia. Negara negara barat efusi pleura disebabkan gagl jantung kongesti keganasan bakteri. Di amerika afusi pluera menyerang 1,3 juta orang per tahun (yoghie pratama 19 juni 2012)

Badan kesehatan dunia (WHO) 2011 memperkirakan jumlah kasus efusi pluera diseluruh dunia cukup tinggi menduduki urutan ketiga setelah CA paru sekitar 10-15 juta dengan 250 ribu kematian tiap tahunya.efusi pluera suatu disease entity dan merupakan suatu gejala penyakit yang serius dapat mengancam jiwa penderita.

Dinegara negara barat efusi pluera terutama disebabkan oleh gagal jantung kongesti sirosis hati keganasan dan peneomia bakteri sementara di negara yang sedang berkembang seperti indoneisa lazim diakibatkan oleh infeksi tuberkolosis. Efusi pluera keganasan merupakan

      salah satu komplikasi biasanay ditemukan pada penderita keganasan dan disebabkan oleh kangker paru dan kangker payudara. Efusi pluera merupakan manifestasi klinik yang dapat di jumpai pada sekitar 50-60% penderita keganasan pluera primer atau metastik. Sementara 5% kasus mesotelioma (keganasan pluera primer) dapat disertai efusi pluera dan sekitar 50% penderita kangker payudara akhirnya akan mengalami efusi pluera (yoghie pratama 19juni2012)

Di indonesia trauma dada juga bisa menjadi penyebab efusi pluera. Mortalitas dan morbiditas efusi pluera ditentukan berdasarkan penyebab tingkat keparahan dan jenis biochemical dalam cairan pluera. hal ini akan sejalan bila masyarakat indonesia terbatas dari masalah kesehatan dengan gangguan system pernapasan yang salah

satunya adalah efusi pluera.Sekitar 10-15 juta dengan 100-250 ribu kematian tiap tahunya. Efusi pluera suatu kesatuan penyakit (disease enity) dna merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita. Tingkat kegawatan efusi pluera ditentukan oleh jumlah cairan kecepatan pembentukan cairan dan tingkat penekanan paru

      Tingginya kasus efusi pluera disebabkan keterlambatan penderita untuk memeriksa kesehatan sejak dini sehingga terhambat aktivitas sehari hari dan kematian akibat efusi pluera masih sering ditemukan.

      Tingkat kegawat daruratan pada efusi pluera ditentukan oleh jumlah cairan kecepatan pembentukan cairan dan tingkat penekanan pada paru. Jika efusi luas exspensi paru akan mengalami sesak nyeri dada,batuk non produktif bahkan akan terjadi kolaps paru dan akibatnya akan terjadilah gagl nafas.

B. rumusan masalah

a.     Sebutkan pengertian dari efusi pleura ?

b.     Jelaskan secara etiologi tentang penyakit pleura ?

c.      Jelaskan komplikasi,pencegahan,dan pengobatan pada penyakit pleura?

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHSAN

  Pengertian efusi pleura 

Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam.

Efusi pleura adalah kelebihan cairan yang menumpuk pada rongga pleura, ruang berisi cairan yang mengelilingi paru. Kelebihan cairan ini menggangu pernapasan dengan membatasi pengembangan paru.(Wikipedia 2015)

Efusi pleura adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan adanya penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam.

Pada umumnya, efusi pleura adalah penyakit yang tidak menimbulkan masalah serius, akan tetapi memerlukan pengobatan untuk menghindari masalah yang mungkin muncul. Secara normal, terdapat cairan dalam jumlah sedikit pada rongga yang berfungsi sebagai pelumas antara kedua pleura saat pergerakan paru-paru ketika bernapas.(dokter sehat.com 2017)

 

B.  Etiologi

Efusi pleura transudatif disebabkan  oleh  meningkatnya  tekanan  dalam  pembuluh  darah  atau  rendahnya  kadar  protein dalam  darah. Hal ini mengakibatkan  cairan  merembes  ke  lapisan  pleura.

Penyebab paling umum efusi pleura transudatif  adalah  gagal jantung  dan  sirosisSindrom  nefrotik,  penyebab kehilangan albumin dalam jumlah besar melalui urin dan menurunkan jumlah albumin dalam darah serta menurunkan  tekanan  osmotik  koloid, merupakan  penyebab lain yang  agak  jarang  menimbulkan  efusi pleura. Emboli  paru  pernah  dianggap  sebagi  penyebab  efusi  transudat, tapi dari  penelitian  terbaru  menunjukkan  bahwa  termasuk  jenis  eksudat  Mekanisme  efusi  pleura eksudat  pada tromboemboli  paru kemungkinan  terkait  dengan  peningkatan  permeabilitas  kapiler  paru, yang disebabkan  oleh  sitokin atau  mediator  inflamasi (seperti faktor pertumbuhan endotel vaskuler) dari  bekuan  darah  yang  kaya akan platelet. Cairan interstisial paru  yang  berlebih  akan melewati  pleura viseral dan menumpuk di ronga pleura.

Kondisi-kondisi terkait  efusi  pleura  transudatif di antaranya:

Ø  Gagal jantung kongestif

Ø  Sirosis hepar

Ø  Hipoalbuminemia berat

Ø  Sindrom  nefrotik

Ø  Atelektasis  akut

Ø  Miksedema

Ø  Dialisis peritoneal

Ø  Sindrom  Meigs

Ø  Uropati  obstruktif

Ø  Penyakit ginjal  stadim  akhir

efusi pelura eksudatif disebabkan oleh peradangan, cedera pada paru-paru, tumor, dan penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening.

eksudatif yang paling banyak adalah pneumonia bakterialis, kanker (dengan kanker paru, kanker payudara, dan limfoma menyebabkan kira-kira 75% efusi pleura berat), infeksi virus, dan emboli paru.

Penyebab umum lain adalah operasi jantung, ketika evakuasi darah yang tidak adekuat menyebabkan respon inflamasi yang berujung kepada cairan pleura eksudatif.

Kondisi terkait efusi pleura eksudatif:

A.    Efusi parapneumonik karena pneumonia

B.     Keganasan (baik kanker paru maupun metastasis ke pleura dari organ lain)

C.     Infeksi (empiema karena pneumonia bakteri)

D.    Trauma

E.     Infark paru

F.      Emboli paru

G.    Penyakit autoimun

H.    Pankreatitis

I.       Ruptur esofagus (sindrom Boerhaave)

J.       Rheumatoid pleurisy

K.    Lupus terinduksi obat

Pleura adalah selaput tipis yang melapisi permukaan paru-paru dan dinding dada luar paru-paru. Pada efusi pleura, cairan menumpuk di ruang antara lapisan pleura. Biasanya, memang ada cairan di rongga pleura, namun jumlahnya hanya sekitar 1 sendok teh dalam rongga pleura.

Selain itu, terdapat beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan efusi pleura. Berikut ini beberapa penyebab efusi pleura yang umum di antaranya:

1.      Penyakit hati atau ginjal

Salah satu penyakit  seperti  sirosis  bisa  menjeadi penyebab efusi pleura yang ditandai dengan cairan menumpuk di dalam tubuh dan bocor ke dada.

2.      Gagal jantung kongestif

Jantung berfungsi memompa darah dengan benar, namun ketika mengalami gagal jantung itu bisa menyebabkan penumpukan cairan di dada.

3.      Gangguan autoimun

Gangguan seperti lupus atau rheumatoid arthritis bisa menyerang paru-paru dan menyebabkan masalah pada pleura.

4.      Infeksi

Infeksi pernapasan seperti TBC dan pneumonia bisa berkembang dan menyebabkan penumpukan air pada paru-paru.

5.         Emboli paru

Penyumbatan pada arteri paru-paru yang disebabkan bekuan darah bisa menjadi penyebab pleura meproduksi cairan terlalu banyak.

                   Kanker

Penyebab efusi pleura bisasanya kanker paru-paru, meskipun kanker apa pun yang telah berkembang ke paru-paru atau pleura dapat menjadi penyebabnya.

Selain itu, komplikasi dari prosedur medis tertentu juga bisa memicu efusi pleura. Penyebab efusi pleura yang umum adalah operasi jantung, namun operasi apa pun yang dilakukan di dada juga bisa meningkatkan risiko efusi pleura.

C. Patologi

Sejumlah faktor risiko dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita efusi pleura. Di antaranya adalah memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi), merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan terkena paparan debu asbes

Berdasarkan jenis cairan yang terbetuk, cairan pleura dibagi menjadi transudat dan eksudat adalah:

 

1.       Transudat 

Efusi pleura transudatif terjadi kalau faktor sistemik yang mempengaruhi pembentukan dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan. Transudat ini disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri), sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava superior, tumor, sindroma meig, hipoalbumenia, dialysis peritoneal, hidrothoraks hepatic

2.      Eksudat

Efusi pleura eksudatif terjadi jika faktor lokal yang mempengaruhi pembentukan dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan.Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia dan sebagainya,tumor, ifark paru, radiasi, penyakit kolagen.

 

 

 D.Tanda dan Gejala

Biasanya efusi pleura tidak menimbulkan gejala. Biasanya, gejala efusi pleura akan muncul ketika pleura sedang atau berukuran besar atau jika muncul peradangan. Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda efusi pleura yang mungkin termasuk:

1.  Sesak napas

2.  Nyeri dada, terutama pada pernapasan dalam-dalam (pleuritis, atau nyeri pleuritik)

3.  Orthopnea (ketidakmampuan bernapas dengan mudah kecuali penderitanya berdiri tegak)

4.  Demam

5.  Batuk

6.  Batuk kering

7.  Ketidakmampuan untuk bernapas dalam-dalam atau merasakan sakit yang disebabkan oleh bernapas dalam-dalam.

Meski pada umumnya penyakit efusi pleura disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari, beberapa gejala efusi pleura Saat terjadi efusi pleura, cairan dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru tidak dapat mengembang sempurna saat menarik napas. Akibatnya terjadi sesak napas yang merupakan gejala paling umum.

Berikut ini adalah kategori utama dari efusi pleura:

1.      Efusi pleura sederhana

fusi pleura berisi cairan yang bebas dari peradangan yang serius atau infeksi. Jika cukup banyak, efusi pleura sederhana dapat menyebabkan gejala. Namun, efusi pleura jarang menimbulkan masalah paru-paru yang permanen.

2. Efusi pleura komplikata

Efusi pleura komplikata berisi cairan yang memiliki peradangan yang signifikan atau infeksi. Jika tidak diobati, efusi pleura komplikata dapat mengeras untuk membentuk sebuah cincin konstriksi sekitar paru-paru. Proses pengerasan ini secara permanen dapat mengganggu pernapasan. Untuk mengatasi hal ini, efusi pleura komplikata memerlukan drainase, biasanya dengan tabung yang ditempatkan ke dada.

Untuk diketahui, efusi pleura umumnya dibagi menjadi dua, yaitu transudatif dan 3eksudatif.

1.      Transudatif

Cairan efusi pleura mirip dalam karakter dengan cairan biasanya hadir dalam rongga pleura. Efusi pleura transudatif jarang memerlukan drainase, kecuali mereka sangat besar. Gagal jantung kongestif adalah contoh dari suatu kondisi yang dapat menyebabkan efusi pleura transudatif.

1.      Eksudatif

Cairan efusi pleura memiliki protein berlebih, darah, atau bukti peradangan atau infeksi. Efusi pleura eksudatif mungkin memerlukan drainase, tergantung pada ukuran dan beratnya peradangan. Penyebab efusi pleura eksudatif termasuk pneumonia dan kankerparu-paru.

Jenis efusi pleura hanya dapat diidentifikasi dengan mengambil sampel cairan dari efusi pleura.

E.Diagnosis

    Diagnosis efusi pleura biasanya diawali dengan pemeriksaan fisik sederhana menggunakan stetoskop atau mengetuk-ngetuk dada setelah sebelumnya mengumpulkan keterangan dari pasien perihal gejala yang dirasakan dan riwayat penyakit yang diderita.

    Apabila dokter mencurigai pasien terkena efusi pleura, pemeriksaan lanjutan secara lebih detail bisa dilakukan melalui sejumlah prosedur pemindaian, seperti foto Rontgen dada, USG, dan CT scan pada dada.

   Jika terdeteksi adanya efusi pleura, tindakan thoracocentesis atau punksi pleura dapat dilakukan untuk memeriksa jenis cairan. Tindakan tersebut adalah mengambil sampel cairan melalui jarum yang ditusukkan ke dalam rongga pleura melalui sela tulang iga. Kemudian cairan pleura ini dianalisis di laboratorium.

    Untuk menentukan diagnosis efusi pleura, dibutuhkan evaluasi menyeluruh. Evaluasi bisa dilakukan melalui pengumpulan informasi dari pasien dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang berguna adalah dengan pemeriksaan sinar X thorax. Pengambilan sampel cairan juga dapat membantu mendiagnosis penyebab dari efusi pleura.

   Selain itu, dokter mungkin akan menggunakan auskultasi (mendengarkan dengan stetoskop), perkusi (mengetuk dada), dan manuver lain ketika efusi pleura dicurigai. Meski begitu, efusi pleura paling sering ditemukan pada tes pencitraan. Sementara tes umum yang digunakan untuk mengidentifikasi efusi pleura meliputi:

1. Pemeriksaan rontgen dada

Seringkali merupakan langkah pertama dalam mengidentifikasi efusi pleura. Efusi pleura muncul pada sinar-X dada sebagai ruang putih di dasar paru-paru. Jika efusi pleura mungkin terjadi, pemeriksaan tambahan sinar-X dapat diambil saat seseorang berbaring, disebut pemeriksaan sinar-X lateral dekubitus sehingga dapat menunjukkan apakah cairan mengalir dengan bebas dalam dada karena prinsip cairan adalah menempati permukaan terendah dan berpemukaan datar.

2. Computed tomography (CT scan)

Sebuah pemeriksaan CT-scan dengan sinar-X secara cepat, dan komputer akan membangun gambar dari bagian dalam dada. Dibandingkan dengan sinar-X dada, CT scan menghasilkan informasi yang lebih detail tentang efusi pleura dan kelainan paru-paru lainnya.

3. Ultrasound

Sebuah probe ditempatkan pada dada untuk menggambarkan gelombang suara benergi tinggi yang ditimbulkan. Metode ini dapat membantu mengidentifikasi aliran cairan efusi pleura.

Setelah efusi pleura diidentifikasi pada pencitraan, sampel cairan biasanya diambil untuk menentukan karakter efusi pleura. Dalam prosedur yang disebut thoracentesis, dokter memasukkan jarum dan kateter antara tulang rusuk ke dalam rongga pleura. Sejumlah kecil cairan ditarik untuk diperiksa dan sejumlah besar volume cairan dapat dihilangkan secara bersamaan untuk mengurangi gejala.

Penanganan Efusi Pleura

Karena efusi pleura timbul sebagai komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka pengobatan yang harus dilakukan pun adalah dengan cara menyembuhkan kondisi-kondisi yang menyebabkannya. Contohnya, pemberian antibiotik untuk pneumonia atau diuretik untuk gagal jantung kongestif.

Efusi pleura luas sering membutuhkan drainase untuk memperbaiki gejala dan mencegah komplikasi. Berbagai prosedur dapat digunakan untuk mengobati efusi pleura, termasuk:

1. Tabung torakotomi (tabung dada)

Sebuah sayatan kecil dibuat di dinding dada, dan sebuah tabung plastik dimasukkan ke dalam rongga pleura. Tabung dada juga melekat pada alat hisap dan sering disimpan di tempat selama beberapa hari dan akan menyedot kelebihan cairan pada efusi pleura.

Zat yang mengiritasi (seperti bedak atau doxycycline) disuntikkan melalui tabung dada, ke dalam rongga pleura. Zat ini menyebar di pleura dan dinding dada, yang kemudian mengikat erat satu sama lain karena dapat memulihkan. Dalam banyak kasus, pleurodesis efektif mencegah efusi pleura berulang.

2. Drainase pleura

Proses ini semacam proses menguras isi rongga pleura. Untuk efusi pleura yang berulang kali kambuh, kateter jangka panjang dapat dimasukkan melalui kulit ke dalam rongga pleura. Seseorang yang terpasang kateter pleura dapat melakukan drainase efusi pleura secara berkala di rumah.

3. Dekortikasi pleura

Ahli bedah dapat beroperasi di dalam rongga pleura, mengambil jaringan yang meradang dan jaringan yang tidak sehat. Dekortikasi dapat dilakukan dengan menggunakan sayatan kecil (thorakoskopi) atau satu besar (thorakotomi).

F.  pencengahan dan pengobatan

Pengobatan Efusi Pleura

Karena efusi pleura timbul sebagai komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka pengobatan yang harus dilakukan pun adalah dengan cara menyembuhkan kondisi-kondisi yang menyebabkannya. Contoh yang bisa diambil di sini adalah pengobatan kanker dengan radioterapi dan kemoterapi, atau pengobatan pneumonia dengan antibiotik.

Apabila cairan pada efusi pleura sudah terlalu banyak atau sudah terdapat infeksi, maka dokter akan menggunakan sejumlah prosedur guna mengeluarkan cairan yang menumpuk, di antaranya:

A.      Prosedur thoracocentesis atau punksi pleura selain untuk mengambil sampel cairan pleura untuk dianalisis, juga dapat untuk mengeluarkan cairan pleura dengan volume besar.

  1. Pemasangan selang plastik khusus (chest tube) selama beberapa hari ke dalam rongga pleura melalui bedah torakotomi.
  2. Pemasangan kateter secara jangka panjang lewat kulit ke dalam ruang pleura (pleural drain), untuk efusi pleura yang terus muncul.
  3. Penyuntikan zat pemicu iritasi (misalnya talk, doxycycline, atau bleomycin) ke dalam ruang pleura melalui selang khusus guna mengikat kedua lapisan pleura, sehingga rongga pleura tertutup. Prosedur yang dinamakan pleurodesis ini biasanya diterapkan untuk mencegah efusi pleura yang kerap kambuh.

Selain prosedur-prosedur yang bertujuan mengeluarkan dan mencegah cairan pleura terakumulasi kembali, prosedur untuk mengangkat jaringan-jaringan yang tidak sehat atau telah mengalami peradangan juga bisa dilakukan apabila dampak kerusakan efusi pleura telah mencapai tahap tersebut. Pengangkatan jaringan ini bisa dilakukan melalui bedah torakoskopi (tanpa membuka rongga dada) atau torakotomi (dengan membuka rongga dada).


 

BAB III

PENUTUP

 

A.     KESIMPULAN

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).

 

Pleura parietal berdasarkan letaknya terbagi atas :

1.      Cupula Pleura (Pleura Cervicalis)

Merupakan pleura parietalis yg terletak di atas costa I namun tdk melebihi dr collum costae nya. Cupula pleura terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial os. Clavicula

2.     

 Pleura Parietalis pars Costalis

Pleura yg menghadap ke permukaan dalam costae, cartilage costae, SIC/ ICS, pinggir corpus vertebrae, dan permukaan belakang os. Sternum

3.     

 Pleura Parietalis pars Diaphragmatica

Pleura yg menghadap ke diaphragm permukaan thoracal yang dipisakan oleh fascia endothoracica


4.      Pleura Parietalis pars Mediastinalis (Medialis)

Pleura yang menghadap ke mediastinum/terletak di bagian medial dan membentuk bagian lateral dr mediastinum.Pleura parietalis dan viseralis terdiri atas selapis mesotel (yang memproduksi cairan), membran basalis, jaringan elastic dan kolagen, pembuluh darah dan limfe.Membran pleura bersifat semipermiabel.

 

Dimana di dalam cavum pleura ini terdapat sedikit cairan pleura yg berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernapasan. Rongga pleura mempunyai ukuran tebal 10-20 mm, berisi sekitar 10 cc cairan jernih yang tidak bewarna, mengandung protein < 1,5 gr/dl dan ± 1.500 sel/ml. Sel cairan pleura didominasi oleh monosit, sejumlah kecil limfosit, makrofag dan sel mesotel. Sel polimoronuklear dan sel darah merah dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil didalam cairan pleura. Keluar dan masuknya cairan dari dan ke pleura harus berjalan seimbang agar nilai normal cairan pleura dapat dipertahankan.

Manifestasi klinis menurut Irman Somantri, 2018 adalah kebanyakan efusi pleura bersifat asimpomatik, timbul gejala sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritik. Ketika efusi sudah membesae dan menyebar kemungkinan timbul dispenea dan batuk. Efusi pleura yang besar akan mengakibatkan nafas sesak.

 

 

 

       Saran

Dalam hal ini perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit kardiomiopati karena akan menjadi fatal jika terlambat menaganinya. Selain itu perawat juga memberi health ducation kepada klien dan keluarga agar mereka paham dengan kardiomiopati dn bagaimana pengobatan nya.

mereka sangat besar. Gagal jantung kongestif adalah contoh dari suatu kondisi yang dapat menyebabkan efusi pleura transudatif.

1.      Eksudatif

Cairan efusi pleura memiliki protein berlebih, darah, atau bukti peradangan atau infeksi. Efusi pleura eksudatif mungkin memerlukan drainase, tergantung pada ukuran dan beratnya peradangan. Penyebab efusi pleura eksudatif termasuk pneumonia dan kankerparu-paru.

Jenis efusi pleura hanya dapat diidentifikasi dengan mengambil sampel cairan dari efusi pleura.

A.  Diagnosis

    Diagnosis efusi pleura biasanya diawali dengan pemeriksaan fisik sederhana menggunakan stetoskop atau mengetuk-ngetuk dada setelah sebelumnya mengumpulkan keterangan dari pasien perihal gejala yang dirasakan dan riwayat penyakit yang diderita.

    Apabila dokter mencurigai pasien terkena efusi pleura, pemeriksaan lanjutan secara lebih detail bisa dilakukan melalui sejumlah prosedur pemindaian, seperti foto Rontgen dada, USG, dan CT scan pada dada.

   Jika terdeteksi adanya efusi pleura, tindakan thoracocentesis atau punksi pleura dapat dilakukan untuk memeriksa jenis cairan. Tindakan tersebut adalah mengambil sampel cairan melalui jarum yang ditusukkan ke dalam rongga pleura melalui sela tulang iga. Kemudian cairan pleura ini dianalisis di laboratorium.

    Untuk menentukan diagnosis efusi pleura, dibutuhkan evaluasi menyeluruh. Evaluasi bisa dilakukan melalui pengumpulan informasi dari pasien dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang berguna adalah dengan pemeriksaan sinar X thorax. Pengambilan sampel cairan juga dapat membantu mendiagnosis penyebab dari efusi pleura.

   Selain itu, dokter mungkin akan menggunakan auskultasi (mendengarkan dengan stetoskop), perkusi (mengetuk dada), dan manuver lain ketika efusi pleura dicurigai. Meski begitu, efusi pleura paling sering ditemukan pada tes pencitraan. Sementara tes umum yang digunakan untuk mengidentifikasi efusi pleura meliputi:

1. Pemeriksaan rontgen dada

Seringkali merupakan langkah pertama dalam mengidentifikasi efusi pleura. Efusi pleura muncul pada sinar-X dada sebagai ruang putih di dasar paru-paru. Jika efusi pleura mungkin terjadi, pemeriksaan tambahan sinar-X dapat diambil saat seseorang berbaring, disebut pemeriksaan sinar-X lateral dekubitus sehingga dapat menunjukkan apakah cairan mengalir dengan bebas dalam dada karena prinsip cairan adalah menempati permukaan terendah dan berpemukaan datar.

2. Computed tomography (CT scan)

Sebuah pemeriksaan CT-scan dengan sinar-X secara cepat, dan komputer akan membangun gambar dari bagian dalam dada. Dibandingkan dengan sinar-X dada, CT scan menghasilkan informasi yang lebih detail tentang efusi pleura dan kelainan paru-paru lainnya.

3. Ultrasound

Sebuah probe ditempatkan pada dada untuk menggambarkan gelombang suara benergi tinggi yang ditimbulkan. Metode ini dapat membantu mengidentifikasi aliran cairan efusi pleura.

Setelah efusi pleura diidentifikasi pada pencitraan, sampel cairan biasanya diambil untuk menentukan karakter efusi pleura. Dalam prosedur yang disebut thoracentesis, dokter memasukkan jarum dan kateter antara tulang rusuk ke dalam rongga pleura. Sejumlah kecil cairan ditarik untuk diperiksa dan sejumlah besar volume cairan dapat dihilangkan secara bersamaan untuk mengurangi gejala.

Penanganan Efusi Pleura

Karena efusi pleura timbul sebagai komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka pengobatan yang harus dilakukan pun adalah dengan cara menyembuhkan kondisi-kondisi yang menyebabkannya. Contohnya, pemberian antibiotik untuk pneumonia atau diuretik untuk gagal jantung kongestif.

Efusi pleura luas sering membutuhkan drainase untuk memperbaiki gejala dan mencegah komplikasi. Berbagai prosedur dapat digunakan untuk mengobati efusi pleura, termasuk:

1. Tabung torakotomi (tabung dada)

Sebuah sayatan kecil dibuat di dinding dada, dan sebuah tabung plastik dimasukkan ke dalam rongga pleura. Tabung dada juga melekat pada alat hisap dan sering disimpan di tempat selama beberapa hari dan akan menyedot kelebihan cairan pada efusi pleura.

Zat yang mengiritasi (seperti bedak atau doxycycline) disuntikkan melalui tabung dada, ke dalam rongga pleura. Zat ini menyebar di pleura dan dinding dada, yang kemudian mengikat erat satu sama lain karena dapat memulihkan. Dalam banyak kasus, pleurodesis efektif mencegah efusi pleura berulang.

2. Drainase pleura

Proses ini semacam proses menguras isi rongga pleura. Untuk efusi pleura yang berulang kali kambuh, kateter jangka panjang dapat dimasukkan melalui kulit ke dalam rongga pleura. Seseorang yang terpasang kateter pleura dapat melakukan drainase efusi pleura secara berkala di rumah.

3. Dekortikasi pleura

Ahli bedah dapat beroperasi di dalam rongga pleura, mengambil jaringan yang meradang dan jaringan yang tidak sehat. Dekortikasi dapat dilakukan dengan menggunakan sayatan kecil (thorakoskopi) atau satu besar (thorakotomi).

G.pencengahan dan pengobatan

Pengobatan Efusi Pleura

Karena efusi pleura timbul sebagai komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka pengobatan yang harus dilakukan pun adalah dengan cara menyembuhkan kondisi-kondisi yang menyebabkannya. Contoh yang bisa diambil di sini adalah pengobatan kanker dengan radioterapi dan kemoterapi, atau pengobatan pneumonia dengan antibiotik.

Apabila cairan pada efusi pleura sudah terlalu banyak atau sudah terdapat infeksi, maka dokter akan menggunakan sejumlah prosedur guna mengeluarkan cairan yang menumpuk, di antaranya:

A.      Prosedur thoracocentesis atau punksi pleura selain untuk mengambil sampel cairan pleura untuk dianalisis, juga dapat untuk mengeluarkan cairan pleura dengan volume besar.

  1. Pemasangan selang plastik khusus (chest tube) selama beberapa hari ke dalam rongga pleura melalui bedah torakotomi.
  2. Pemasangan kateter secara jangka panjang lewat kulit ke dalam ruang pleura (pleural drain), untuk efusi pleura yang terus muncul.
  3. Penyuntikan zat pemicu iritasi (misalnya talk, doxycycline, atau bleomycin) ke dalam ruang pleura melalui selang khusus guna mengikat kedua lapisan pleura, sehingga rongga pleura tertutup. Prosedur yang dinamakan pleurodesis ini biasanya diterapkan untuk mencegah efusi pleura yang kerap kambuh.

Selain prosedur-prosedur yang bertujuan mengeluarkan dan mencegah cairan pleura terakumulasi kembali, prosedur untuk mengangkat jaringan-jaringan yang tidak sehat atau telah mengalami peradangan juga bisa dilakukan apabila dampak kerusakan efusi pleura telah mencapai tahap tersebut. Pengangkatan jaringan ini bisa dilakukan melalui bedah torakoskopi (tanpa membuka rongga dada) atau torakotomi (dengan membuka rongga dada).


 

BAB III

PENUTUP

 

A.     KESIMPULAN

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).

 

Pleura parietal berdasarkan letaknya terbagi atas :

1.      Cupula Pleura (Pleura Cervicalis)

Merupakan pleura parietalis yg terletak di atas costa I namun tdk melebihi dr collum costae nya. Cupula pleura terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial os. Clavicula

2.      Pleura Parietalis pars Costalis

Pleura yg menghadap ke permukaan dalam costae, cartilage costae, SIC/ ICS, pinggir corpus vertebrae, dan permukaan belakang os. Sternum

3.      Pleura Parietalis pars Diaphragmatica

Pleura yg menghadap ke diaphragm permukaan thoracal yang dipisakan oleh fascia endothoracica

4.      Pleura Parietalis pars Mediastinalis (Medialis)

Pleura yang menghadap ke mediastinum/terletak di bagian medial dan membentuk bagian lateral dr mediastinum.Pleura parietalis dan viseralis terdiri atas selapis mesotel (yang memproduksi cairan), membran basalis, jaringan elastic dan kolagen, pembuluh darah dan limfe.Membran pleura bersifat semipermiabel.

 

Dimana di dalam cavum pleura ini terdapat sedikit cairan pleura yg berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernapasan. Rongga pleura mempunyai ukuran tebal 10-20 mm, berisi sekitar 10 cc cairan jernih yang tidak bewarna, mengandung protein < 1,5 gr/dl dan ± 1.500 sel/ml. Sel cairan pleura didominasi oleh monosit, sejumlah kecil limfosit, makrofag dan sel mesotel. Sel polimoronuklear dan sel darah merah dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil didalam cairan pleura. Keluar dan masuknya cairan dari dan ke pleura harus berjalan seimbang agar nilai normal cairan pleura dapat dipertahankan.

Manifestasi klinis menurut Irman Somantri, 2008 adalah kebanyakan efusi pleura bersifat asimpomatik, timbul gejala sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritik. Ketika efusi sudah membesae dan menyebar kemungkinan timbul dispenea dan batuk. Efusi pleura yang besar akan mengakibatkan nafas sesak.

 

 

 

       Saran

Dalam hal ini perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit kardiomiopati karena akan menjadi fatal jika terlambat menaganinya. Selain itu perawat juga memberi health ducation kepada klien dan keluarga agar mereka paham dengan kardiomiopati dn bagaimana pengobatan nya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah memandikan pasien

Penilaian kesadaran Kualitatif