“kangker pada anus”
“kangker pada anus”
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Penyakit kanker merupakan salah
satu masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini berkembang semakin cepat dan
diperkirakan dari setiap 1.000.000 penduduk terdapat 100 penderita kanker baru.
Penyakit kanker merupakan
penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh mengadakan mutasi menjadi sel
kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak lagi memperhatikan tugasnya sebagai
sel normal. Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara normal yang
tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar, yang terjadi dari perubahan sel
yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Sel-sel ini akan merusak
jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena.
Ada banyak teori tentang
terjadinya penyakit ini, salah satunya adalah teori radikal bebas, di mana
oksidasi sel yang berlebihan sebagai akibat dari polusi (asap rokok, gas
buangan pabrik, kendaraan), atau penggunaan zat kimia (misalnya bahan adiktif
makanan) dapat menyebabkan mutasi tersebut; kendati dalam tubuh juga terdapat
enzim-enzim pencegah superoksidasi, dan makanan/diet yang baik dapat pula
memberikan vitamin, mineral, juga antioksidan seperti betakaroten, vitamin E, vitamin
C, serta selenium.
Kanker kolon dan rektum adalah kanker
yang menyerang usus besar dan rektum. Penyakit ini adalah kanker peringkat 2
yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui
sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum
dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon
dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus,
terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas
(kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon,
barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan
dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan
dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker adalah penyakit
pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa
mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka
disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila
mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.
Kanker kolon sebagaimana sifat
kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat
menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya,
dapat menyebar jauh melalui kelenjar
getah bening
maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke
lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian dari kangker pada anus ?
2. apa saja tanda dan gejala dari kangker pada
anus ?
3. apa saja factor resiko
dan penyebab pada kangker anus ?
4. bagaimana cara
pencegahan dari kangker pada anus?
5. bagaimana cara
pengobatan pada kangker pada anus?
1.3
Tujuan
1.
Tujuan dari makalah ini
ialah agar kita dapat mencegah kangker pada
anus
2.
Untuk mempelajari dan memahami factor
resiko dan penyebab kangker pada anus
3.
Untuk dapat mengetahui tanda dan gejala
kangker pada anus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. pengertian kangker pada anus
·
Kanker
anus merupakan jenis kanker yang terdapat pada
anus. Jenis kanker yang satu ini tergolong cukup jarang terjadi. Meski
demikian, kanker anus juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.Tipe tumor
anus yang bukan merupakan kanker juga bisa berkembang menjadi kanker seiring
dengan waktu. Tumor itu sendiri merupakan pertumbuhan sel-sel yang tidak normal
pada tubuh. Tumor dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor ganas atau kanker
dapat menyebabkan kematian bila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Pada banyak kasus, jika didiagnosis dari awal, penderita dapat hidup sehat dan
cukup lama.
· Kanker anus adalah sejenis kanker
yang terdapat di dalam saluran anus. Jenis-jenis kanker anus tergantung pada
berbagai macam jenis sel yang terdapat di dalam tubuh. Jenis kanker di dalam
saluran anus terutama adalah kanker epidermis, adenokarsinoma, melanoma,
karsinoma sel skuamosa (sel gepeng), dan karsinoma verruca
·
Kanker anus adalah jenis kanker yang tidak umum yang terjadi di
saluran anus. Saluran anus adalah tabung pendek di ujung rektum Anda melalui
mana tinja meninggalkan tubuh Anda. Anus yang dibentuk adalah sebagian dari
luar lapisan kulit dari tubuh dan sebagian dari usus. Dua ring seperti otot,
disebut otot sphincter,
berfungsi untuk membuka dan menutup anus, anus membuka agar kotoran keluar dari
tubuh. Anal kanal, bagian pembukaan antara dubur dan anal panjangnya sekitar 1
½ inci. Kulit luar sekitar dubur yang disebut daerah perianal. Tumor di area
ini adalah tumor kulit, bukan kanker anus.
2.2. tanda dan
gejala
1. Rasa sakit di
dalam rektum atau anus atau benjol atau gumpalan rektal juga bisa menjadi tanda atau gejala kanker anus.
2. perdarahan dari anus termasuk BAB berdarah
3.
gatal dan
nyeri pada anus
4.
terdapat
benjolan pada anus
5.
keluarnya
lendir dari anus
6.
kehilangan
kendali pencernaan atau inkontinensia pencernaan
- Perubahan
kebiasaan Buang air besar, seperti diare, sembelit atau penipisan feses.
- Adanya
benjolan di sekitar anus. Benjolan tersebut agak menyerupai wasir/ambeien.
- Nyeri
punggung bagian bawah. Gejala yang ini biasanya muncul pada wanita
dikarenakan tumor memberikan tekanan pada vagina.
- Pendarahan
dari anus
- Keluarnya
cairan seperi jelly dari anus
- Nyeri
di sekitar anus
- Gatal-gatal pada anus
- Perut
terasa kembung
- Kekeringan
pada vagina
- Perdarahan dari rektum atau anus.
- Gatal atau nyeri di daerah anus.
- Muncul pembengkakan atau benjolan pada anus.
- Keluar cairan yang tidak biasa dari anus.
- Gangguan buang air besar (BAB) salah satunya adalah kesulitan
menahan buang air besar.
- Perubahan
kebiasaan Buang air besar, seperti diare, sembelit atau penipisan feses.
- Adanya
benjolan di sekitar anus. Benjolan tersebut agak menyerupai wasir/ambeien.
- Nyeri
punggung bagian bawah. Gejala yang ini biasanya muncul pada wanita
dikarenakan tumor memberikan tekanan pada vagina.
- Pendarahan
dari anus
- Keluarnya
cairan seperi jelly dari anus
- Nyeri
di sekitar anus
- Gatal-gatal pada anus
- Keluar
lendir dari anus
- Perut
terasa kembung
- Kekeringan
pada vagina
2.3. Faktor Resiko Dan Penyebab Kanker Anus
Penyebab kanker anus
·
Kanker anus paling sering disebabkan oleh infeksi menular seksual,
seperti HPV (human papilomavirus). Kanker anus juga biasanya terjadi akibat
penyebaran kanker pada bagian tubuh lain seperti serviks, vagina, dan vulva.Terdapat faktor risiko lain yang juga
bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker anus. Beberapa di
antaranya adalah infeksi HIV, memiliki pasangan seksual lebih dari satu,
melakukan hubungan seksual melalui anus, merokok, memiliki sistem imunitas
tubuh yang rendah, dan berusia di atas 50 tahun.
·
Penyebabnya tidak diketahui, namun ada sesuatu yang mendorong
produksi mutasi genetik pada sel-sel di dalam saluran anus. Mutasi tersebut
mengubah sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker abnormal.
- Pria/wanita
berusia di atas 50 tahun
- Pasien
yang terinfeksi HPV (human papillomavirus)
- Sering
bergonta-ganti pasangan (seks)
- Sering
melakukan anal seks (hubungan seks melalui anus)
- Penderita
anus fitula
- Perokok
- Sering
terjadi peradangan pada dubur
Faktor risiko
meliputi:
- Usia lebih dari 50 tahun
- Terinfeksi dengan human
papillomavirus (HPV)
- Memiliki banyak pasangan seks
- Melakukan hubungan anal seks
- Anus sering mengalami kemerahan,
pembengkakan dan kesakitan
- Menderita anus fistula (bukaan yang tidak
normal)
2.4. Diagnosis Kanker Anus
·
Dokter akan
menduga adanya kanker anus dari gejala awal, yaitu perdarahan anus. Untuk
menentukan diagnosis, dokter akan melakukan wawancara medis mendetail dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan awal akan dilakukan dengan memasukkan jari ke
anus untuk memeriksa anus, rektum, dan prostat. Pemeriksaan lain juga dapat
dilakukan seperti pap smear
anus. Untuk mengonfirmasi diagnosis, pemeriksaan biopsi juga dapat dilakukan.
- Pemeriksaan
riwayat penyakit, yaitu
pemeriksaan terhadap riwayat penyakit yang pernah diderita pasien serta
tindakan pengobatan yang telah dilakukan.
- Pemeriksaa
dubur/anus, dimana
perawat/dokter akan melakukan pemeriksaan dengan cara memasukkan jari ke
dalam dubur untuk mendeteksi adanya benjolan yang mencurigakan pada dubur.
- Anoskopi, dimana dokter akan memeriksa anus dan
rektum dengan jarak yang lebih dekat dengan bantuan Anoscope. Anoscope
akan dilumasi dan dimasukkan ke dalam anus untuk mengetahui apa yang
terjadi pada anus bagian dalam. Jika ternyata ditemukan area yang
mencurigakan, maka dokter akan mengambil contoh jaringan dari area
tersebut untuk kemudian diselidiki lebih dalam dengan menggunakan
mikroskop.
- Endo-anal (endorectal ultrasound), dimana sebuah
alat yang memancarkan energi gelombang suara dimasukkan ke dalam anus.
Setelah itu, alat ini akan membuat gema yang akan di tranformasi menjadi sonogram.
- CT
Scan (computed tomography scan).
Metode ini akan menyoroti bagian dalam tubuh secara detail yang akan
diambil dari beberapa sudut. Mesin X-ray akan terhubung ke monitor yang
menampikan gambar. Pada beberapa kasus, dibutuhkan bantuan Dye, yaitu
sejenis zat warna yang akan disuntikan pada pembuluh darah pasien dengan
tujuan agar tampilan gambar yang di-scan terlihat lebih jelas.
- X-ray atau yang juga dikenal sebagai foto
rontgen, merupakan sejenis radiasi elektromagnetik yang mampu mengambil
gambar foto tubuh manusia bagian dalam.
- Pemeriksaan fisik anus dan rektum. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa
kondisi rektum dan anus, terutama untuk menemukan adanya benjolan pada
jaringan anus sebagai tanda kanker. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
colok dubur dan dilanjutkan dengan bantuan alat anuskop, yaitu alat
berbentuk tabung keras untuk melihat kelainan di saluran anus dan rektum
dengan lebih jelas.
- Endoskopi. Pemeriksaan menggunakan endoskopi
dilakukan dengan memasukkan tabung fleksibel tipis dengan kamera kecil di
ujungnya, ke dalam anus. Dalam prosedur pemeriksaan ini, dapat juga
diambil sampel jaringan anus yang diduga mengalami kanker (biopsi anus).
- Biopsi. Biopsi bertujuan untuk mengambil sampel
jaringan anus yang diduga mengalami kanker untuk diperiksa menggunakan
mikroskop. Selain biopsi langsung pada jaringan anus, biopsi juga dapat
dilakukan dengan menggunakan jarum tipis (fine needle aspiration)
pada kelenjar getah bening bila terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
- USG Transrektal. Pada tindakan USG Transrektal, transducer
langsung diletakkan pada rektum. Pemeriksaan ini dapat melihat seberapa
dalam kanker telah menyerang jaringan anus.
Selain keempat pemeriksaan tersebut, kanker anus
juga dapat dideteksi mengunakan pemeriksaan di bawah ini, terutama untuk
menentukan stadium kanker:
- MRI. Pemindaian ini menggunakan gelombang
magnet untuk mendapatkan gambar kondisi organ dalam tubuh, dalam hal ini
bagian dalam anus. MRI dapat digunakan untuk mendeteksi pembesaran
kelenjar getah bening di sekitar lokasi kanker, yang dicurigai sebagai
penyebaran.
- CT scan. Pemindaian ini dapat memetakan kondisi
kanker anus dengan menggunakan sinar-X. Selain dapat mendeteksi kanker, CT
scan juga dapat mendeteksi jika kanker sudah menyebar, baik itu ke
kelenjar getah bening ataupun ke organ lain.
- PET scan. Pemindaian ini dapat menggambarkan letak
kanker dan penyebarannya di seluruh tubuh dengan menggunakan analisis
penyerapan gula radioaktif oleh sel kanker. Umumnya dokter akan
mengombinasikan PET scan dengan CT scan atau MRI agar gambar yang dihasilkan
lebih jelas.
Sebagai ukuran tingkat keganasan dan penyebaran
kanker anus, digunakan tingkatan berikut:
- Stadium I. Kanker anus berukuran kurang dari atau
sama dengan 2 cm (berukuran sebesar kacang atau lebih kecil).
- Stadium II. Kanker anus berukuran lebih besar dari 2
cm namun belum menyebar ke organ tubuh lain.
- Stadium III A. Kanker anus sudah menyebar ke kelenjar
getah bening di dekat anus atau ke organ tubuh lain dekat anus, seperti
kandung kemih, saluran kemih (uretra), dan vagina.
- Stadium III B. Kanker anus sudah menyebar ke kelenjar
getah bening dekat anus dan organ tubuh dekat anus; atau kanker anus sudah
menyebar ke kelenjar getah bening lain di daerah panggul.
- Stadium IV. Kanker anus sudah menyebar ke bagian
tubuh lain di luar daerah panggul.
2.5. Stadium
Kanker Anus
Berikut
ciri-ciri dari kanker anus berdasarkan stadium (tahapan):
Stadium 0
Pada
stadium 0, tumor masih berupa tonjolan seperti bisul yang terletak di lapisan
terjauh dari anus.
Stadium I
Pada
tahapan ini, tumor berukuran sekitar 2 cm.
Stadium
II
Pada
stadium II, ukuran tumor adalah sekitar 2 hingga 5 cm.
Stadium
IIIA
Pada
tahapan ini ukuran tumor biasanya akan lebih besar dari 5 cm dan tumor telah
menyebar ke salah satu organ di bawah ini:
·
Kelenjar
getah bening (di dekat anus), atau
·
Organ
lain yang dekat dengan anus, entah itu vagina, saluran kencing atau kandung
kemih.
Stadium
IIIB
Yang
membedakan stadium IIIB dengan stadium sebelumnya adalah ukuran tumor yang
lebih besar serta penyebarannya yang lebih meluas, seperti:
·
Ke kelenjar
getah bening dekat dubur atau ke organ terdekat atau organ terdekat sekitar
area tersebut; atau
·
Ke
kelenjar getah bening di salah satu sisi panggul/kunci paha atau organ terdekat
sekitar area tersebut; atau
·
Ke
kelenjar getah bening di dekat dubur dan di kunci paha dan atau kelenjar getah
bening pada kedua sisi panggul/kunci paha, atau organ terdekat sekitar area
tersebut;
Stadium IV
Pada
stadium ini, ukuran kanker biasanya lebih besar dari stadium sebelumnya. Area
penyebarannya yaitu ke kelenjar getah bening atau organ terdekat, bahkan telah
menyebar ke organ tubuh lain yang lebih jauh, seperti paru-paru, hati,
otak, tulang atau organ lainnya.
- Tahap 0 (kanker bisul di Situ)
Pada tahap 0, kanker hanya ditemukan di lapisan terjauh dari anus. Tahap 0 kanker juga disebut kanker bisul di situ. - Tahap I
Pada tahap I, Tumor adalah 2 sentimeter atau lebih kecil. - Tahap II
Pada tahap II, Tumor adalah lebih besar daripada 2 sentimeter. - Tahap IIIA
Pada tahap IIIA, tumor dapat berukuran apapun dan telah menyebar ke salah satu: - Kelenjar getah bening di dekat dubur;
atau
- dekat organ, seperti vagina, saluran
kencing, dan kandung kemih
- Tahap IIIB.
Pada tahap IIIB, tumor seukuran apapun dan telah tersebar:
- ke tempat-tempat organ dan untuk
Kelenjar getah bening di dekat dubur; atau
- untuk Kelenjar getah bening di satu sisi
panggul dan atau kunci paha, dan mungkin telah menyebar ke organ di
dekatnya; atau
- untuk Kelenjar getah bening di dekat
dubur dan di kunci paha, dan atau ke kelenjar getah bening pada kedua
sisi panggul dan atau kunci paha, dan mungkin telah menyebar ke organ di
dekatnya.
- Tahap IV
Pada tahap IV, yang mungkin Tumor seukuran apapun dan kanker mungkin telah menyebar ke Kelenjar getah bening atau organ dekat dan jauh telah menyebar ke bagian tubuh.
2.6. Pencegahan
Kanker Anus
Beberapa upaya di bawah ini dapat membantu mencegah
terjadinya kanker
anus:
·
melakukan
hubungan seksual yang aman, seperti menggunakan kondom sebagai pelindung,
menghindari hubungan seksual melalui anus, menghindari memiliki pasangan lebih
dari satu
·
melakukan tes
akan infeksi menular seksual secara rutin
·
menghentikan
kebiasaan merokok
·
melakukan vaksin
HPV
·
Menggunakan
kondom saat melakukan hubungan intim. Seperti yang pernah dibahas sebelumnya
bahwa penderita HPV beresiko terinfeksi kanker anus. Karenanya, upaya
penggunaan kondom ini setidaknya dapat mencegahnya penularan HPV yang berujung
pada kanker anus. Meskipun kondom tidak bisa menjamin perlindungan 100% tapi
setidaknya menggunakan kondom lebih aman daripada tidak memakainya sama sekali.
Tapi hal ini tetap tidak dianjurkan untuk pasangan yang belum menikah.
·
Setia
pada satu pasangan. Seorang yang sering berganti-ganti pasangan seksual akan
memiliki resiko terinfeksi HPV lebih tinggi.
·
Tidak
melakukan hubungan intim melalui anus/dubur (anal seks). Pelaku anal seks,
entah itu pria maupun wanita, beresiko terhadap kanker anus.
·
Hindari
rokok. Seorang pecandu rokok memiliki peluang 4 kali lebih besar terhadap
kanker anus. Selain kanker anus, seorang perokok juga berpotensi terserang
belasan jenis kanker lainnya. [Lihat disini]
·
Vaksinasi
HPV. Dengan vaksinasi HPV diklaim dapat mencegah kanker anus. Tapi sayangnya,
sampai saat ini belum ada penelitian yang berhasil membuktikan hal tersebut.
Sampai saat ini penggunaan vaksin masih dalam kontroversi. Ada baiknya anda
mempertimbangkan dan menggali ulang mengenai apakah vaksin (jenis apapun itu)
baik untuk tubuh atau
malah meracuninya.
Kanker anus tidak bisa dicegah sepenuhnya, namun
dapat dilakukan langkah-langkah untuk menurunkan kemungkinan terjadinya kanker
anus pada seseorang. Beberapa langkah untuk menurunkan risiko terjadinya kanker
anus antara lain adalah:
·
Vaksinasi
HPV. Untuk mencegah infeksi
HPV yang dapat memicu kanker anus, dapat dilakukan vaksinasi HPV, baik pada
laki-laki maupun pada perempuan.
·
Melakukan
aktivitas seksual yang lebih aman dan sehat. Untuk melakukan aktivitas
seksual yang aman dan sehat, sebaiknya hindari melakukan hubungan seksual
dengan bergonta-ganti pasangan. Menghindari hubungan seks anal juga merupakan
langkah baik untuk mencegah infeksi HPV pada anus. Namun, jika berkeinginan
untuk melakukan seks anal, sebaiknya gunakan kondom.
·
Berhenti
merokok.
2.7. Pengobatan
Kanker Anus
1.
Pengobatan Kanker
Anus
Untuk mengetahui detail kanker anus yang sedang
diderita pasien, dokter akan melakukan diagnosa terkait dengan tingkat stadium
kanker, letak tumor di dalam anus, serta apakah pasien adalah penderita HIV
(Human Immunodeficiency Virus) atau bukan. HIV berpengaruh terhadap tindakan
terapi yang dilakukan. Terapi kanker yang diaplikasikan pada penderita HIV akan
membuat sistem kekebalan tubuh pasien melemah. Sehingga untuk mengatasi hal ini
dokter akan menurunkan dosis obat.
Setelah diagnosa selesai, maka akan dilakukan tes yang
disebut dengan staging, untuk mengetahui apakah sel kanker sudah menyebar atau
belum.
2.
Hingga saat
ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan kanker anus. Terapi dilakukan
dengan tujuan untuk membantu menurunkan gejala dan mendukung kehidupan
penderita. Terapi biasanya bergantung dari usia dan tahapan kanker penderita.
Terapi yang dapat dilakukan adalah seperti di bawah ini
atau kombinasinya:
·
kemoterapi
·
pembedahan
·
radioterapi
Kemoterapi dan radioterapi dapat menyebabkan efek samping seperti lelah dan nyeri
pada anus. Selain itu juga bisa menimbulkan nyeri di penis dan skrotum pada
pria, dan vulva pada wanita. Efek samping lain yang bisa muncul dari kedua
terapi tersebut adalah kerontokan rambut pada kepala dan area selangkangan,
serta diare.
Pada jangka panjang, pasien dapat mengalami efek samping
seperti infertilitas, masalah kendali pencernaan (inkontinensia bowel),
diare kronik, disfungsi ereksi, nyeri vagina ketika berhubungan intim, dan
kulit yang kering dan gatal (terutama sekitar anus dan selangkangan). Selain
itu juga bisa terjadi perdarahan dari anus, rektum, vagina, dan kandung kemih.
Ketika kanker sudah menyebar, kanker sudah sulit untuk
diobati. Terapi yang dilakukan adalah terapi paliatif dengan kemoterapi. Fungsi
terapi paliatif adalah untuk meredakan gejala.
3.
Pengobatan Kanker
Anus
Pemilihan mengenai jenis pengobatan yang akan
dilakukan melibatkan pasien, keluarga serta tim kesehatan. Berikut tiga jenis
pengobatan yang biasa dilakukan untuk pasien penderita kanker anus:
1. Terapi Radiasi
Terapi jenis ini merupakan tindakan pengobatan yang
menggunakan energi radiasi tingkat tinggi dengan tujuan untuk mengecilkan
tumor dan atau membunuh sel kanker. Terapi
radiasi akan bekerja dengan cara merusak DNA sel kanker sehingga sel
kanker tidak dapat berkembang biak. Efek negatif dari terapi radiasi adalah
dapat merusak sel-sel sehat yang berada di sekitar tumor. Tetapi untungnya
sel-sel sehat tersebut akan pulih kembali.
Terapi ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Terapi radiasi eksternal
Yaitu dimana tindakan terapi menggunakan mesin di luar
tubuh yang akan mengirimkan radiasi terhadap kanker. Terapi jenis ini biasanya
harus dijalani sebanyak 5 kali dalam seminggu. Dibandingkan dengan terapi
radiasi internal, radiasi eksternal lebih sering digunakan pada penderita
kanker anus.
Efek samping Terapi Radiasi Eksternal
Efek samping yang terjadi tergantung dari dosis serta
area tubuh yang diberikan radiasi. Efek samping yang ditimbulkan dapat berupa
efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Efek samping jangka pendek umumnya
akan berhenti jika tindakan radiasi telah dihentikan.
Efek samping jangka pendek, meliputi:
·
Perubahan
pada kulit berupa tampilan kulit yang seperti terbakar sinar matahari di area
yang diberikan tindakan radiasi.
·
Rasa
nyeri dan iritasi pada anus. Efek samping ini hanya bersifat sementara.
·
Ketidaknyamanan
saat buang air besar
·
Mual
dan Kelelahan
·
Diare
·
Iritasi pada vagina (khusus untuk pasien wanita). Hal
ini menyebabkan ketidaknyamanan terutama saat buang air kecil.
Sedangkan
efek samping jangka panjang, meliputi:
·
Terbentuknya
jaringan parut atau bekas luka pada anus. Hal ini berpengaruh pada sphinchter
anus yang akan terkait dengan masalah buang air besar.
·
Berakibat
terhadap melemahnya tulang dan meningatkan resiko patah tulang panggul.
·
Rusaknya
pembuluh darah yang terkait dengan lapisan rektum sehingga dapat memicu
penyakit radang pada selaput rektum. Akibat yang timbul adalah nyeri dan
pendarahan pada anus.
·
Dapat
mempengaruhi kesuburan, baik pada laki-laki maupun perempuan.
·
Dapat
memicu kekeringan dan atau penyempitan vagina, serta pemendekan vagina (stenosis
vagina). Hal ini akan mengakibatkan timbulnya rasa sakit saat berhubungan
intim. Untuk mengatasi hal ini, anda dapat melakukan latihan peregangan dinding
vagina secara rutin. Alat yang biasa digunakan dalam latihan ini bernama dilator vagina, yaitu alat bantu berupa pipa
plastik/karet untuk meregangkan vagina.
·
Jika
radiasi diberikan pada area kelenjar getah bening di selangkangan, akan
menyebabkan adanya pembengkakan pada kaki yang disebut lymphedema.
2.
Terapi Radiasi Internal
Yaitu
dimana dokter akan menempatkan zat radioaktif tertentu pada tumor atau area
sekitar tumor. Saat terapi radiasi internal diberikan pada pasien biasanya akan
diberikan bersamaan dengan terapi eksternalnya juga. Efek samping yang muncul
hampir sama dengan efek samping yang terjadi pada terapi radiasi eksternal.
2.
Kemoterapi
Kemoterapi
merupakan jenis pengobatan kanker yang menggunakan obat dengan tujuan
menghentikan pertumbuhan sel kananalker. Metode kemoterapi diberikan
berdasarkan jenis kanker serta stadium kanker yang sedang diderita. Ada
beberapa metode dalam memasukan obat kemoterapi, yaitu:
·
Pertama,
jika obat kemoterapi dimasukan ke dalam mulut ataupun disuntikan, maka obat
akan mencapai sel kanker yang tersebar di seluruh tubuh
·
Kedua,
apabila obat kemoterapi ditempatkan di tulang belakang, atau di organ lain,
maka obat tersebut akan bekerja dengan cara mempengaruhi sel kanker di area
penempatannya.
3.
Radiosensitizers
Radiosensitizers merupakan obat yang
akan menjadikan sel tumor lebih sensitif terhadap terapi radiasi. Jika
Radiosensitizers digabungkan dengan terapi radiasi diperkirakan akan lebih
efektif dalam menangani sel tumor. Tapi sayangnya, metode Radiosensitizers ini
masih dalam proses uji klinis.
4.
Pembedahan
Metode
pembedahan terdiri dari 2 jenis, yaitu Resection Lokal dan Abdominoperineal
Resection.
Resection
Lokal
Yaitu
sebuah prosedur pembedahan dimana tumor akan diangkat dari anus. Pengangkatan
ini akan membawa serta beberapa jaringan sehat yang ada di sekitar tumor.
Metode pembedahan yang satu ini biasanya digunakan jika ukuran kanker masih
kecil serta belum menyebar ke bagian tubuh yang lain. Resection lokal ampuh
untuk menangani tumor yang menginfeksi anus bagian bawah.
Abdominoperineal
Resection
Yaitu
prosedur dimana ada bagian dari usus sigmoid yang dibuang. Ujung usus akan
dipotong dan disambungkan di bagian samping perut. Berikutnya, pasien akan
membuang kotoran melalui usus yang disambung tersebut dengan bantuan sebuah
kantong yang di simpan diluar tubuh. Metode ini disebut kolostomi.
Selain itu, pembedahan ini juga akan menangani kelenjar getah
bening yang terinfeksi kanker.
4.
pengobatan rumahan
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat
membantu mengatasi kanker anus:
·
Ikuti semua
instruksi dokter Anda
·
Pilih gaya hidup
sehat: makan makanan bergizi, berolahraga, dan tidur cukup
·
Lakukan seks aman
Pengobatan kanker seringkali merupakan proses yang panjang dan
menakutkan. Anda perlu memberitahu keluarga dan teman Anda untuk mendapatkan
dukungan selama dalam proses.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi
terbaik masalah Anda.
Kanker anus atau kanker anal atau kanker dubur adalah
pertumbuhan sel-sel kanker di dalam anus atau permukaan dubur. Anus terletak di
ujung usus besar, dibawah rektum yang dilalui kotoran atau feses. Ada juga yang
namanya kanker anus kambuhan, yaitu dimana kanker anus kambuh kembali setelah
dinyatakan sembuh.
5.
Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Kanker
Stadium 0
Untuk kanker anus stadium 0 jenis tindakan pengobatan
yang dilakukan biasanya adalah local resection.
Stadium I dan II
Tindakan yang dilakukan untuk penanganan kanker anus
stadium I dan II adalah berupa:
·
Bedah
local resection, yang dilakukan untuk menghilangkan beberapa tumor kecil.
·
Terapi
radiasi eksternal.
·
Terapi
radiasi internal, yaitu akan dilakukan jika tindakan terapi radiasi eksternal
masih menyisakan sel kanker.
·
Jika
setelah dilakukan tindakan terapi radiasi eksternal masih menyisakan sel
kanker, biasanya akan dibantu dengan kemoterapi dalam waktu yang sama, yang
disebut dengan kemoradiasi. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kolostomi. Jika kedua metode tersebut telah diaplikasikan dan sel
kanker masih ada juga, maka selanjutnya akan dilakukan tindakan abdominoperineal
resection.
Jika pasien telah menjalani pengobatan dan menyisakan
otot sphincter, maka pasien harus melakukan pemeriksaan rutin setiap 3 bulan
selama 2 tahun.
Stadium IIIA dan
IIIB
Tindakan pertama yang dilakukan adalah kemoradiasi
(gabungan antara kmeoterapi dan radiasi). Dalam beberapa kasus, biasanya akan
dilakukan radiasi internal dan eksternal secara bersamaan. Jika kemoradiasi
masih menyisakan sel kanker, maka pasien akan diawasi ketat selama 6 bulan.
Jika ternyata ukuran kanker membesar, maka akan
diberikan kemoterapi tambahan dan terkadang dibantu juga dengan tambahan
radiasi. Pilihan lainnya adalah Abdominoperineal Resection. Sedangkan untuk
stadium IIIB yang membandel, dapat dilakukan percobaan
klinis.
Stadium IV
Pada tahapan ini, bisa dikatakan bahwa kemungkinan
untuk sembuh sangat kecil. Upaya pengobatan yang dilakukan pada kanker anus
yang sudah mencapai stadium IV hanya berfungsi untuk melakukan pengontrolan
terhadap penyakit (memperpanjang
usia) serta mengurangi gejala-gejala yang muncul. Pengobatan yang
dapat diaplikasikan, seperti kemoterapi serta operasi. Tetapi sebelum operasi
diharapkan pasien dapat mempertimbangkan berbagai resiko serta efek samping
yang mungkin terjadi.
6. Pengobatan
Kanker Anus
Pengobatan kanker anus yang diberikan kepada pasien
akan bergantung kepada stadium kanker penderita. Oleh karena itu, penting
sekali untuk mendiagnosis stadium kanker sebelum dilakukan pengobatan untuk
pasien. Jenis-jenis pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain adalah:
·
Radioterapi. Pengobatan radioterapi dilakukan
dengan cara menembakkan sinar berkekuatan tinggi seperti sinar X dan proton ke
daerah yang mengalami kanker. Selama radioterapi, pasien akan ditempatkan di
meja, kemudian sinar ditembakkan secara spesifik ke daerah anus. Perlu diingat
bahwa pemberian radioterapi dapat juga merusak sel-sel sehat di sekitar kanker,
sehingga dapat menimbulkan efek samping tertentu. Beberapa efek samping yang
dapat muncul, antara lain yaitu:
o Rasa terbakar pada kulit.
o Iritasi dan nyeri pada anus.
o Diare.
o Mual.
o Kelelahan.
o Merasa tidak nyaman pada saat buang
air besar.
o Iritasi vagina pada wanita yang
menyebabkan tidak nyaman dan keluarnya cairan dari vagina.
·
Kemoterapi. Kemoterapi merupakan metode
pengobatan untuk membunuh sel-sel kanker dengan menggunakan obat-obatan kimia
dalam bentuk pil atau larutan infus. Kemoterapi dapat membunuh sel yang tumbuh
dengan cepat, seperti sel kanker. Oleh karena itu, kemoterapi juga dapat
menyebabkan kematian pada sel sehat yang tumbuh dengan cepat seperti rambut dan
sel saluran pencernaan sehingga menimbulkan efek samping pada pasien. Beberapa
efek samping yang dapat muncul akibat kemoterapi, antara lain adalah:
o Mual dan muntah.
o Rambut rontok.
o Sariawan
o Diare.
o Kehilangan nafsu makan.
o Penurunan jumlah sel darah.
Kemoterapi seringkali diberikan secara sinergis
bersama dengan radioterapi agar didapat hasil pengobatan yang lebih efektif.
·
Pembedahan
jaringan kanker. Pembedahan
dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker pada anus. Pembedahan dapat
dilakukan pada stadium awal kanker maupun pada stadium lanjut. Pembedahan
kanker stadium awal biasanya dilakukan dengan cara mengangkat jaringan kanker
dan sedikit jaringan sehat di sekitarnya. Pada pembedahan kanker stadium awal,
dokter akan mengusahakan untuk tidak merusak otot sfingter anus karena otot ini
berfungsi untuk mengatur buang air besar. Sedangkan pada pembedahan kanker
stadium lanjut, dilakukan pada penderita kanker yang sudah tidak memberikan
respon terhadap kemoterapi dan radioterapi. Pembedahan kanker stadium lanjut ini
dilakukan dengan memotong anus, rektum serta sebagian dari usus besar. Sisa
rektum dan usus besar kemudian disambungkan dengan dinding perut dan dibuat
lubang (stoma) agar feses dapat dibuang melalui lubang tersebut. Kemudian feses
akan ditampung di kantung (colostomy bag) yang tersambung dengan usus pada bagian
stoma, sebelum dibuang.
Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dalam
mencegah dan mengatasi gejala dari penyakit serta efek samping yang ditimbulkan
akibat pengobatan kanker, pasien dapat diberikan terapi paliatif atau terapi
pendukung. Tujuan dari terapi paliatif bukan untuk menyembuhkan kanker.
7.
Pengobatan Kanker Anus
·
Tahapan dari
kanker
·
Dimana tumor
tersebut berada didalam anus
·
Apakah pasien
telah menderita penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV).
·
Apakah kanker
tetap ada setelah perawatan atau kambuh.
Setelah
kanker anus didiagnosa, tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah sel kanker
sudah menyebar didalam anus atau ke bagian tubuh yang lain.
Proses
yang digunakan untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar di dalam anus atau
ke bagian tubuh yang lain disebut staging. Informasi yang dikumpulkan dari proses
pementasan menentukan tahap penyakit. Adalah penting untuk mengetahui tahap
untuk rencana perawatan.
Berikut tes yang dapat digunakan dalam proses pengobatan:
1. CT-scan
Sebuah prosedur yang membuat serangkaian gambar detail dari bagian
dalam tubuh, diambil dari berbagai sudut pandang. Gambar yang dibuat oleh
komputer yang terhubung ke sebuah mesin x-ray. Dye atau pewarna mungkin disuntikkan
ke dalam pembuluh darah atau ditelan untuk membantu organ atau tisu muncul
lebih jelas. Prosedur ini juga disebut computed tomography, komputerisasi tomografi, atau
komputerisasi tomografi aksial. Untuk kanker anus, yang di CT-scan dari panggul
dan perut dapat dilakukan.
2. X-ray dada
Sebuah
x-ray ke organ dan tulang di dalam dada. Sebuah x-ray adalah jenis energi sinar
yang dapat tembus ke dalam tubuh dan diabadikan kebentuk film, membuat gambar
dari bagian dalam tubuh.
3. Endo-anal atau endorectal ultrasound
Sebuah
prosedur yang di mana menggunakan ultrasound transducer (penyelidikan) dimasukkan ke
dalam anus atau dubur dan digunakan untuk memancarkan energi gelombang suara
tinggi (ultrasound) pada organ internal dan membuat Gema. Gema yang berupa
gambar tisu tubuh disebut sonogram.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Banyak faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kanker usus besar, selain faktor genetik, lingkungan, pola hidup
yang meliputi juga pola makan yang kurang sehat dengan tingginya asupan lemak
dalam konsumsi sehari-hari.
3.2.
Saran
Untuk mencegah kanker usus antara
lain melalui pola makan yang sehat dengan gizi seimbang sesuai kebutuhan, baik
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, maupun mineral. Sebaiknya dalam sehari
kita mengkonsumsi minimal 10 macam, bahan makanan (makanan pokok, lauk hewani,
lauk nabati, aneka sayur dan buah, bila perlu tambahkan susu), menghindari
makanan yang kurang bersih (baik dari mikroorganism maupun dalam
penanganannya). Selain itu kita harus waspada terhadap makanan yang kedaluarsa
dan memperhatikan pengolahan yang tidak semestinya. Dan yang tidak kalah
penting adalah olahraga rutin sesuai kondisi untuk membantu menyehatkan fisik
kita.
Jika kita mau mengakui kebenaran
pendapat bahwa kesehatan memang bukan segalanya, tetapi segalanya tanpa
kesehatan tidak ada artinya, dan jika obat dipandang sebagai dasar terapi maka
nutrisi harus dipertimbangkan sebagai dasar kesembuhan, tentunya pertimbangan
gizi dan kesehatan akan kita letakkan di tempat pertama.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_kolon_dan_rektum
http://rumahkanker.com/katadokter/eko-dwi-martini/79-nutrisi-penghambat-kanker-usus-besar
http://turunberatbadan.com/1110/gejala-kanker-usus/
http://www.cancerhelps.com/pencegahan-kanker-usus.htm
http://doktersehat.com/kanker-usus-gejala-dan-pencegahannya/
http://paperless-media.blogspot.com/2009/04/tips-mencegah-kanker-usus-besar.html
http://www.deherba.com/pengobatan-kanker-usus-besar.html
Komentar
Posting Komentar